Kamis, 11 Juni 2020

KITA, NORMAL BARU DAN HERD IMMUNITY


Saat ini kita dihadapkan dengan sebuah pilihan pola dan tatanan hidup yang baru di tengah pandemi yang masih tinggi tingkat penyebarannya. Pemerintah baru-baru ini mulai menjalankan normal baru atau new normal bukan tanpa pertimbangan, semua dilakukan untuk kebaikan bersama, terutama untuk menyelamatkan perekonomian negara. Namun bukan berarti tatanan normal baru yang dilaksanakan bisa diartikan seperti kehidupan normal sebelum pandemi terjadi. 

Ada beberapa hal yang perlu kita pahami dengan tatanan normal baru. Pemerintah menghimbau kepada kita dan seluruh masyarakat Indonesia untuk berdamai dengan Covid-19, namun ada sebagian dari kita memaknai berdamai dengan cara yang salah. Mana mungkin virus diajak berdamai? Angka penyebaran saja masih tinggi. Jadi kita harus memaknai kata berdamai ini tidak dengan secara harafiah saja. Toh meskipun ada kata berdamai nyatanya negara masih memerangi Covid-19 kan? Intinya meskipun berdamai kita tetap tidak boleh lengah sedikitpun, bahkan kita wajib tetap sadar bahwa ancaman terjangkit virus masih sangat tinggi.

Di dalam pola hidup normal baru kita tetap harus memprioritaskan protokol kesehatan yang tinggi, tidak berbeda dari sebelum diberlakukan tatanan normal baru, itu yang wajib kita ingat. Sadar dirilah kita belum tentu bisa mengobati diri kita sendiri jika kita terjangkit. Jangan gegabah, jangan lengah, jangan ikut arus, jangan sok tau, apalagi sok kuat. Belum tentu tubuh kita mampu melawan, jikalaupun tubuh kita mampu melawan apakah mungkin orang lain yang selalu dekat dengan kita juga mampu melawan? Belum tentu! Terkadang kita terlalu mudah mengatakan, orang lain aja udah bebas kesana kemari ngga apa-apa koq, ngapain mesti takut, toh kita juga masih di zona hijau. Tidak semua punya kekebalan tubuh yang sama terhadap virus ini, ingat itu.

Selanjutnya, sejak mulai santer akan diberlakukan tatanan normal baru, viral di dunia maya istilah herd immunity atau sistem kekebalan tubuh yang mampu menahan bahkan melumpuhkan virus yang menjangkiti tubuh kita. Benar, saya juga bukan kapasitas orang yang bisa membantah hal itu. Dengan adanya kekebalan tubuh yang kita miliki memang bisa menahan pertumbuhan virus dalam diri kita, bahkan melumpuhkan virus itu sendiri, tapi apakah itu lantas menjadikan kita bebas hidup normal seperti sedia kala? Tidak! Pendapat saya pribadi tetap kedepankan pola hidup sehat seperti yang sudah dianjurkan, bahkan jika mungkin ditingkatkan. Kita yang masih punya orang tua dan masih sayang dengan mereka hendaknya juga memikirkan mereka. Kita boleh percaya diri kuat dan sehat, tapi orang tua kita yang sudah berusia di atas 60 tahun belum tentu memiliki kekebalan tubuh sehebat kita, mereka rentan terjangkit Covid-19.

Herd Immunity bisa jadi cara paling mudah memadamkan pandemi dengan membiarkan kita semua terjangkit dan mengikuti seleksi alam, yang kuat selamat, yang tidak kuat wafat. Berapa banyak yang akan menjadi korban? Mungkin 10%, 20%, 30% atau mungkin mencapai 50% dari populasi manusia, lagi-lagi kita tidak tahu. Mau tidak mau sehebat apapun kita bertahan, orang lain belum tentu bisa. Dan pada akhirnya kita akan berada pada kehidupan normal bebas lepas tanpa terkendali, dan itu pasti akan terjadi. Kembali kepada diri kita masing-masing apakah kita juga akan mengikuti arus dengan menjadi bebas lepas? Atau tetap sadar dengan mengikuti himbauan pemerintah? Toh mau tidak mau kita akan berada pada kondisi dan situasi lingkungan yang seperti itu. Ya itu pilihan, saya memilih tetap mencoba membatasi diri seperti sebelumnya, berusaha berpola hidup sehat. Mungkin itu cara saya pribadi melindungi diri dan keluarga. Jika pada akhirnya sampai pada titik yang tidak menguntungkan itu, setidaknya kita sudah berpikir positif untuk berusaha mencegahnya.

Menutup tulisan ini, bagaimana kita menyikapi tatanan hidup di masa normal baru ini? Akan lebih baik jika kita tetap memprioritaskan protokol kesehatan baik di rumah maupun diluar rumah/lingkungan kerja bahkan di lingkungan Gereja. Herd immunity akan menjadi senjata terakhir diri kita melawan penyebaran Covid-19 tapi kita juga harus sadar, kita tidak hidup sendiri, jangan korbankan orang lain demi kepentingan kita pribadi, sadar dan mawas diri itu kunci. Waspada itu penting, ketakutan dan selalu berpikir negatif itu sinting. Semoga kita semua segera terbebas dari masa pandemi ini tetap sehat, tetap produktif, tetap beribadah dan tetap waras!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar