Jumat, 15 Juli 2022

ORANG MUDA ITU BERKARYA BUKAN BERGAYA

Sering kita mendengar bahwa orang muda adalah generasi penerus untuk melanjutkan estafet perjuangan apapun yang sudah dilakukan oleh generasi sebelumnya. Bahkan jika kita melihat dari lingkaran terkecil yaitu keluarga, setiap orang yang membangun keluarga punya keinginan yang sama, yaitu kesejahteraan hidup untuk keluarga dan keturunannya yang nanti akan melanjutkan. Lalu sebagai generasi penerus untuk para pendahulu kita apa tugas kita sebagai orang muda? Ada banyak jawaban untuk menjawab pertanyaan sederhana itu, semua orang bisa menjawabnya dengan versi masing-masing, karena setiap orang memiliki keinginan yang berbeda satu sama lain.

Namun ada dua pilihan yang bisa dipilih untuk menjawab pertanyaan sederhana tersebut. Pertama adalah Orang Muda itu Berkarya. Dengan berkarya orang muda bisa menciptakan sesuatu dari hasil pemikiran mereka. Hasilnya bisa berupa apa saja, sesuai dengan bidang yang ditekuni oleh masing-masing pula. Dengan berkarya berarti kita sudah mengupayakan apa yang ada pada diri kita, buah pikir kita, kreatifitas kita. Memang tidak semua hasil karya yang kita buat mampu menjamin kesejahteraan hidup kita untuk masa depan, namun jangan pula kita lalu berhenti untuk berkarya. Berkarya tidak melulu berorientasi pada materi, berkarya sekecil apapun jika berguna bagi orang banyak suatu saat juga akan memberikan hasil yang baik bagi kita.



Lalu bagaimana kita berkarya sebagai Orang Muda Katolik? Seperti yang kita tahu bahwa sebagai Orang Muda Katolik kita semua adalah seorang pekerja yang berkarya di ladang Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 10:2 : "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu". Dari penggalan bacaan tersebut sebagai OMK sudah jelas kita semua diutus untuk berkarya, baik itu disekitar sekitar altar (Gereja) maupun di pasar (lingkungan masyarakat).

Tidak banyak pekerja bahkan untuk sekedar berkarya disekitar altar, apalagi untuk lingkup yang lebih luas yaitu pasar. Namun dari yang sedikit itu hendaklah mampu menjadi pengaruh bagi yang lain supaya penuai lebih banyak lagi. Berkarya di sekitar altar bisa dilakukan jika kita mau terlibat, entah sebagai anggota koor, misdinar, lektor/lektris, pemazmur, dan banyak lagi yang bisa orang muda lakukan dalam berkarya melayani dengan penuh kasih.

Dan jawaban yang kedua dari pertanyaan di atas adalah orang muda itu Bergaya. Bolehkah Orang Muda Katolik bergaya? Boleh saja asal tidak kebanyakan gaya tapi lupa berkarya bagi gereja dan masyarakat. Kebanyakan OMK justru lebih banyak gaya daripada berkarya. Yang model begini sering nongol dalam kegiatan orang muda yang besar saja, banyak gaya supaya dilihat yang lain. Tapi ketika kembali ke stasi tidak kelihatan lagi batang hidungnya. jadi tidak perlu dibahas lagi untuk jawaban kedua. Boleh saja bergaya sesukanya, asal jangan lupa juga ikut terlibat dalam karya untuk gereja dan juga masyarakat. Jangan kebanyakan gaya kapan berkaryanya?

Sebagai penutup, kita sebagai Orang Muda Katolik punya pilihan, siapa kita dan apa pilihan kita menjadi dasar apakah kita bermanfaat untuk perkembangan masa depan gereja atau justru merusaknya. Namun yang terbaik adalah Orang Muda itu Berkarya bukan Bergaya.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar