Sejak dua hari sebelum hari H, panitia OMK Paroki bersama panitia OMK lokal dan umat setempat sudah mulai menampakkan geliat di sekitar gereja Santa Maria Muntilan yang menjadi tempat utama kegiatan tutup tahun 2017 dan buka tahun 2018. Acara yang sedianya akan diadakan dengan perkiraan jumlah peserta 600 Orang Muda Katolik se-Paroki Kalirejo dan Unit Pastoral Sukoharjo dengan tema "Lahir Untuk Berkarya Menjadi Generasi Baru" itu akhirnya dihadiri oleh 311 peserta gabungan antara OMK Paroki Santo Petrus Kalirejo dan Unit Pastoral Hati Kudus Yesus Sukoharjo. Namun meskipun hanya dihadiri oleh setengah dari perkiraan peserta semula, acara tetap berlangsung dengan meriah dan tentu saja memberi kesan tersendiri bagi masing-masing peserta maupun panitia yang ada.
Acara yang berlangsung dari tanggal 30 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018 itu meskipun tidak bisa dikatakan sukses, namun bisa disebut berjalan sangat lancar tanpa ada hambatan berarti. Tiga hari yang saya pribadi menilainya cukup berkesan itu mulai nampak ramai di hari pertama dengan kedatangan para peserta dari berbagai stasi di paroki Kalirejo dan juga dari Unit Pasoral Sukoharjo. Sejak mulai kedatangan hingga siang hari para peserta melakukan registrasi dan pembagian tempat tinggal di rumah umat setempat.
Selanjutnya acara resmi dibuka dengan Misa Pembukaan yang sedikit agak mundur karena cuaca yang tidak mendukung, hujan deras mengiringi dibukanya acara tersebut. Dalam misa yang dipimpin oleh Rm. Joss Slamet Santoso, Rm. Jaka OFM Conv. dan Diakon Bagas berlangsung dengan iringan musik keroncong dari rayon utara dan juga diiringi hujan yang cukup deras. Dalam khotbahnya Rm. Jaka OFM Conv. berpesan bahwa OMK yang hadir baik sebagai peserta maupun panitia hendaknya bisa mengambil inti dari rangkaian kegiatan yang ada, OMK hendaknya bertanggungjawab atas ijin yang diberikan orang tua, bahwa hadir dalam kegiatan tersebut tidak hanya untuk bersenang-senang, namun sekaligus saling mengenal antar peserta dari berbagai stasi dan memupuk persaudaraan dalam satu iman.
Setelah dibuka dengan perayaan ekaristi, pada malam pertama peserta berkumpul di tenda yang didirikan di halaman gereja. Malam itu kegiatan diisi dengan sharing dari para senior yang tergabung dalam OMK lintas paroki yang dikenal dengan sebutan OMK PriGisKali (Pringsewu-Gisting-Kalirejo). OMK PriGisKali ini diwakili oleh Mas Deo, Mas Wisnu, Mas Dino, Mas Narto, Mas Mugi dan Mas Anton. Para senior yang sudah malang melintang dalam berbagai kegiatan OMK di berbagai paroki ini, berbagi tentang awal terbentuknya OMK lintas paroki tersebut, mereka juga berbagi pengalaman tentang berbagai kegiatan yang pernah mereka alami selama aktif menjadi OMK. Mereka mengatakan bahwa memang tidak mudah mengajak kaum muda untuk terlibat, banyak suka duka yang mereka alami, berkorban tenaga, waktu, sering meninggalkan keluarga, dan tentu saja menguras dompet pribadi yang memang tidak tebal.
Hal ini patut dibagikan dan mendapatkan apresiasi yang besar, di mana sharing tersebut diharapkan mampu memberikan semangat bagi kaum muda yang saat ini sedikit agak kurang bergairah, sesuai dengan tema di mana kita harus lahir dan berkarya menjadi generasi baru. Jika kita mau berkaca dari yang lebih senior (jika tidak ingin dikatakan tua), mereka yang ada di jaman old dengan segala keterbasannya saja mau bertemu lintas paroki pula, apa alasan kita yang hidup di jaman now dengan segala kecanggihan yang ada untuk tidak mau terlibat aktif seperti mereka. Bahkan hingga kini mereka masih mau aktif, masih mau berbagi, masih mau meluangkan waktu di sela kesibukan mereka. Dari hasil pembicaraan setelah sharing sebenarnya masih banyak yang akan disampaikan, namun sayang waktu yang tersedia tidak cukup untuk membagikan semua pengalaman mereka, dan kita berharap bisa mendengarkan lagi sharing mereka di acara selanjutnya. Setelah para senior selesai berbagi, waktu selanjutnya diisi oleh dua Suster PBHK yang melakukan aksi panggilan kepada kaum muda, semoga ada benih iman yang terpanggil suatu saat nanti. Acara malam pertama berlangsung hingga pukul 23.00 WIB, kemudian seluruh peserta dan panitia beristirahat untuk kegiatan hari selanjutnya.
Pagi hari, di hari kedua, Minggu, 31 Desember 2017 pagi-pagi benar panitia dan peserta mulai terlihat geliatnya. Mereka cukup antusias mengikuti rangkaian acara hari kedua. Setalah sarapan pagi, mereka kembali dikumpulkan untuk dibagi dalam beberapa kelompok, hari kedua dimulai dengan kegiatan BAKSOS. Dalam kegiatan ini mereka melakukan aksi perbaikan jalan di jembatan sebelah gereja, lalu beberapa kelompok yang lain melakukan aksi bersih-bersih selokan di lingkungan sekitar tempat acara, namun sayang karena kurangnya koordinasi antara panitia paroki dan panitia lokal bersih lingkungan ini berjalan kurang maksimal karena kurangnya peralatan. Kejadian semacam ini tidak bisa dimaklumi, namun jadikan semua ini sebagai cambuk, sebagai pelajaran, sebagai koreksi untuk menjadi jauh lebih baik ke depannya. Acara BAKSOS hari kedua ini akhirnya selesai menjelang siang hari.
Setelah makan siang, para peserta dan panitia kembali berkoordinasi untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya yaitu PORSENI yang sedianya akan di warnai dengan berbagai lomba, akhirnya hanya lomba volley terpal yang bisa terlaksana, itupun tidak didukung oleh cuaca yang bersahabat, hujan yang cukup lebat mengguyur bumi sore itu, namun tidak menghentikan semangat para pemain yang berlaga saat itu. Sore hari menjelang malam, kegiatan lomba volley terpal pun selesai dan dilanjutkan dengan MCK dan makan malam.
Setelah makan malam, acara tidak berhenti begitu saja, dengan antusiasme yang tinggi, baik panitia maupun peserta kembali memadati area tenda utama untuk melaksanakan lomba PENSI (pentas seni). Pentas seni kali ini bebas artinya masing-masing stasi bisa menampilkan apapun yang mereka bisa. Pada pentas seni kali ini ada tiga juri yang di datangkan antara lain, Sr. M. Valentina FSGM, Mas Wisnu, dan Diakon Bagas. Beliau bertiga ini disuguhi berbagai kesenian hasil kreativitas para Orang Muda Katolik dari berbagai stasi. Ada yang unjuk kebolehan seni tradisional, ada yang unjuk kebolehan memainkan musik modern dengan format band, ada penampilan drama musikal dan banyak penampilan lainnya malam itu, dan salah satu penampilan modern dance sempat membuat para peserta termasuk juri pusing, ada yang menutup telinga namun membuka mata, dan tidak sedikit yang bersorak, saya hanya mengintip dari balik lensa saja.
Malam kian larut dan acara pentas seni sudah berakhir, kini seluruh peserta diajak untuk mengikuti detik-detik pergantian tahun. Seluruh panitia, peserta, dan umat yang hadir diajak merenungkan kembali perjalanan hidup selama setahun sebelumnya, renungan malam itu dilakukan oleh Diakon Bagas. Seluruh umat diharapkan bisa memulai tahun yang baru menjadi generasi baru, generasi tua memberikan kesempatan kepada generasi muda, begitu juga sebaliknya generasi muda juga tetap berkaca dan belajar dari pengalaman generasi tua, hingga kehidupan menggereja bisa tetap berjalan hingga generasi selanjutnya.
Setelah renungan selesai, mendekati detik-detik pergantian tahun, acara selanjutnya adalah pelepasan balon, rangkaian balon tersebut diterbangkan dengan membawa harapan yang sebelumnya ditulis oleh para peserta. Tentu saja harapan yang baik yang mereka harapkan untuk melangkah di tahun 2018. Setelah balon diterbangkan, acara puncak pergantian tahun ditandai dengan penyalaan api unggun yang segera menyala besar. Saya sempat berpikir seperti inilah harusnya semangat OMK jaman now, harus tetap membara seperti api unggun yang menyala besar, itu harapan saya yang tidak ikut terbang bersama balon. Setelah api unggun menyala acara bebas malam itu, ada sebagian peserta yang kembali untuk beristirahat, namun tidak sedikit yang masih ingin menikmati moment pergantian tahun hingga menjelang pagi.
Pagi hari Senin, 1 Januari 2018 waktu sedikit berjalan agak lambat, banyak peserta yang kelelahan, tidak sedikit yang masih menahan kantuk, namun masih banyak yang mampu bertahan dengan antusiame tinggi. Ini adalah rangkaian kegiatan hari terakhir yang akan diisi dengan kegiatan OUTBOUND. Berbagai persiapan untuk melaksanakan outbound sudah disiapkan sebelumnya dan ada beberapa yang dibuat pagi itu juga. Para peserta kembali dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Dalam kegiatan outbound ini mereka diharapkan mampu bekerja sama, jujur, kreatif, totalitas dan pantang menyerah. Pesan-pesan yang dari permainan sederhana pada kegiatan hari terakhir ini sedikit banyak memberikan nilai-nilai positif untuk memberikan sikap dasar OMK, sehingga untuk kedepannya Orang Muda Katolik bisa memberikan dan membagikan sikap yang baik dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Ada beberapa hal menarik dalam kegiatan kali ini, mereka sebelumnya diminta untuk membuat yel-yel untuk membakar semangat perkelompok, hasilnya seru, lucu, kreatif dan berhasil membakar semangat tiap kelompok untuk bersaing menjadi yang terbaik.
Siang hari yang cukup cerah seluruh rangkaian kegiatan outbound akhirnya selesai. Sebelum seluruh kegiatan di tutup, makan siang di hari terakhir disiapkan dengan cara yang berbeda. Makanan disiapkan di atas daun pisang yang disusun memanjang, semua membaur dan menikmati makanan yang ada, siang itu tidak nampak ada perbedaan, mana panitia, mana peserta, dan memang semua harus saling mendukung panitia dan peserta hendaknya saling membantu sehingga acara bisa dilaksanakan dengan lebih baik. Setelah acara makan siang yang cukup berkesan, paserta kembali pulang untuk membersihkan badan dan istirahat sejenak untuk selanjutnya mengikuti Misa penutupan yang sempat mundur 1 jam dari jadwal semula.
Misa Penutup yang dipimpin oleh Rm. Joss berlangsung tenang, dan dalam perayaan misa tersebut Rm. Joss berpesan agar setiap OMK aktif berkarya mulai dari masing-masing stasi, OMK harus kreatif dalam memunculkan ide-ide segar untuk berkarya menjadi OMK generasi baru. Dalam misa siang itu juga dilaksanakan pelantikan pengurus inti OMK Paroki yang baru, kami semua berharap semua Orang Muda Katolik tanpa terkecuali untuk saling mendukung dan bekerja sama. Pada kesempatan ini ketua OMK paroki yang baru juga diberi kesempatan untuk mengucapkan sambutan dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada para peserta yang telah mau terlibat dalam rangkaian kegiatan, "Pak ketua" begitu kami sering menyebut Mas Titus sempat terharu dan tak mampu membendung air matanya, bagi pak ketua inilah pengalaman berharga yang kedepan diharapkan bisa lebih baik, bisa lebih lancar, bisa lebih maju dari yang sekarang, baik kegiatan maupun geliat hidup menggereja para Orang Muda Katolik.
Setelah perayaan misa penutup selesai, masih ada satu rangkaian acara sekaligus sebagai acara pamungkas dari seluruh rangkaian tutup buka tahun baru tersebut. Acara terakhir dan tak kalah meriah adalah pembagian hadiah PORSENI dan juga OUTBOUND. Mereka yang mendapatkan piala dari Volley putra adalah Ringinharjo, Muntilan, dan Kedatuan. Sedangkan volley putri secara berurutan adalah Tanjungmas, Negeri Mertani, dan Muntilan. Selanjutnya untuk Pensi mereka yang mendapatkan piala antara lain Totokarto, Watuagung, dan Tanjungmas. Untuk Outbound mereka terbagi dalam beberapa kelompok, secara berurutan pemenangnya adalah Team Kotak Merah, Team Tercyduk, dan Team Kotak Hijau. Lalu ada tambahan kategori yang juga mendapatkan kenang-kenangan yanitu yeal-yeal terbaik yang diraih oleh Team Hati Merah, sedangkan kategori Stasi Terbaik di dapat oleh Stasi Roworejo.
Dan dengan berakhirnya acara pamungkas tersebut, berakhir pula rangkaian acara yang sudah lama dilakukan persiapan ini, rasa lelah terbayar, semboyan "Pantang Tepar Sebelum Kelar" akhirnya terjadi dan saya pun sakit pada tanggal 2 Januari 2018. Namun apapun yang terjadi semangat kita sebagai Orang Muda Katolik Paroki Kalirejo tidak boleh padam. Ini adalah awal untuk membentuk OMK yang lebih baik. Kami mewakili panitia OMK Paroki mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada banyak kekurangan selama berjalannya acara, itu akan menjadi pembelajaran berharga untuk evaluasi ke depan agar semua semakin baik dan semakin baik lagi. Kami juga wajib mengucapkan banyak terimakasih kepada panitia OMK lokal, seluruh umat stasi Santa Maria Muntilan, seluruh peserta acara dari berbagai stasi di Paroki Santo Petrus Kalirejo dan Unit Pastoral Hati Kudus Yesus Sukoharjo atas kerjasama dan semangatnya. Semua yang kita lakukan, semua yang terjadi adalah untuk kemuliaan Tuhan. Sampai bertemu kembali di acara yang akan datang. Orang Muda Katolik "Jangan Kasih Kendor!!!
Dan dengan berakhirnya acara pamungkas tersebut, berakhir pula rangkaian acara yang sudah lama dilakukan persiapan ini, rasa lelah terbayar, semboyan "Pantang Tepar Sebelum Kelar" akhirnya terjadi dan saya pun sakit pada tanggal 2 Januari 2018. Namun apapun yang terjadi semangat kita sebagai Orang Muda Katolik Paroki Kalirejo tidak boleh padam. Ini adalah awal untuk membentuk OMK yang lebih baik. Kami mewakili panitia OMK Paroki mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada banyak kekurangan selama berjalannya acara, itu akan menjadi pembelajaran berharga untuk evaluasi ke depan agar semua semakin baik dan semakin baik lagi. Kami juga wajib mengucapkan banyak terimakasih kepada panitia OMK lokal, seluruh umat stasi Santa Maria Muntilan, seluruh peserta acara dari berbagai stasi di Paroki Santo Petrus Kalirejo dan Unit Pastoral Hati Kudus Yesus Sukoharjo atas kerjasama dan semangatnya. Semua yang kita lakukan, semua yang terjadi adalah untuk kemuliaan Tuhan. Sampai bertemu kembali di acara yang akan datang. Orang Muda Katolik "Jangan Kasih Kendor!!!
Oleh : Frans Didik
Doc : Fransoe, Kristi, Ari, Dewo Dobleh
0 komentar:
Posting Komentar