Era ini perkembangan teknologi informasi mengalami percepatan yang luar biasa. Semua kalangan tidak hanya kaum muda milenial saja yang menikmati, generasi sebelumnya yang masih ada saat ini juga tidak bisa mengelak ikut terjangkit demam teknologi digital. Begitu masifnya hingga seolah-olah semua informasi masuk tak mampu dibendung lagi. Lalu apakah ini sukacita atau justru dianggap bencana bagi Gereja Katolik? Menyikapi hal ini secara tegas Gereja Katolik menyatakan bahwa selain menjadikan internet sebagai karunia Allah yang berkarya melalui manusia, Gereja secara aktif ikut ambil bagian dalam membimbing umat bagaimana memanfaatkan media sosial secara bijak.
Dengan semangat itulah kemudian dalam rangka memperingati 150 tahun FSGM, para suster yang bergerak pada pendampingan Orang Muda Katolik mengadakan Literasi Media Sosial dengan tema : OMK MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI DUNIA DIGITAL. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 30-31 Maret 2019 ini diharapkan mampu memberikan edukasi bagi kaum muda, khususnya Orang Muda Katolik agar semakin bijak dalam bermedia sosial. Demikian selanjutnya para peserta juga mampu mengedukasi baik dalam keluarga atau lingkup yang lebih luas lagi.
Mengambil tempat di Gedung Serba Guna La Verna Pringsewu, materi pada sesi pertama disampaikan oleh RP. Yohanes Dwi Wicaksono, SCJ (Komsos Keuskupan Tanjungkarang) tentang Media Sosial Dalam pandangan Gereja. Seperti pada penjelasan di atas bahwasannya internet dengan segala yang berhubungan dengannya termasuk media sosial dianggap sebagai karunia Allah, dan Gereja tidak hanya menerima dan memanfaatkan namun berperan memimpin. Artinya Gereja ikut membimbing umat agar menjadi individu yang cerdas dan bijak dalam bermedsos.
Setelah jeda makan malam, materi sesi kedua, ketiga dan keempat oleh Kak Priscilia Panti Meyrina (Digital Social Media Strategist). Dalam materi ini, kak Panti mengenalkan apa sih media sosial itu? Apa manfaatnya dan bagaimana memanfaatkannya. Berbagai contoh diberikan tak ketinggalan bagaimana menyikapi berbagai konten yang saat ini bertebaran di dunia maya. Secara umum memang ada sisi positif dan negatif akan percepatan dunia digital saat ini. Semua diajak untuk mengetahui mana yang baik dan tidak baik, semua diajak untuk memahami mana yang hoax dan fake, serta mana yang tentang kebenaran. Sudah pasti sebagai tujuannya adalah kita menerapkan yang baik saja bukan sebaliknya malah tenggelam dengan yang keliru.
Kegiatan hari pertama lalu ditutup dengan doa malam dan ziarah ke Gua Maria.
Hari kedua dimulai dengan doa pagi pada jam 06.30 pagi. Doa pagi berjalan cukup tenang, meski ada sedikit gangguan namun karena suasana hening dan tidak banyak yang menyadari gangguan itu semua berjalan dengan baik. Setelah sarapan sesi ketiga dilanjutkan kembali oleh kak Panti. Melanjutkan sesi sebelumnya tentang media sosial, bagaimana membuat konten yang baik, menarik sekaligus mendidik. Hal ini sangat penting diketahui dan dipahami, tujuannya adalah pesan yang baik bisa diterima oleh semua kalangan. Konten yang baik itu tidak menyinggung SARA, bukan hoax atau fake news, singkat, jelas dan mudah dimengerti.
Dengan semangat itulah kemudian dalam rangka memperingati 150 tahun FSGM, para suster yang bergerak pada pendampingan Orang Muda Katolik mengadakan Literasi Media Sosial dengan tema : OMK MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI DUNIA DIGITAL. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 30-31 Maret 2019 ini diharapkan mampu memberikan edukasi bagi kaum muda, khususnya Orang Muda Katolik agar semakin bijak dalam bermedia sosial. Demikian selanjutnya para peserta juga mampu mengedukasi baik dalam keluarga atau lingkup yang lebih luas lagi.
Mengambil tempat di Gedung Serba Guna La Verna Pringsewu, materi pada sesi pertama disampaikan oleh RP. Yohanes Dwi Wicaksono, SCJ (Komsos Keuskupan Tanjungkarang) tentang Media Sosial Dalam pandangan Gereja. Seperti pada penjelasan di atas bahwasannya internet dengan segala yang berhubungan dengannya termasuk media sosial dianggap sebagai karunia Allah, dan Gereja tidak hanya menerima dan memanfaatkan namun berperan memimpin. Artinya Gereja ikut membimbing umat agar menjadi individu yang cerdas dan bijak dalam bermedsos.
Setelah jeda makan malam, materi sesi kedua, ketiga dan keempat oleh Kak Priscilia Panti Meyrina (Digital Social Media Strategist). Dalam materi ini, kak Panti mengenalkan apa sih media sosial itu? Apa manfaatnya dan bagaimana memanfaatkannya. Berbagai contoh diberikan tak ketinggalan bagaimana menyikapi berbagai konten yang saat ini bertebaran di dunia maya. Secara umum memang ada sisi positif dan negatif akan percepatan dunia digital saat ini. Semua diajak untuk mengetahui mana yang baik dan tidak baik, semua diajak untuk memahami mana yang hoax dan fake, serta mana yang tentang kebenaran. Sudah pasti sebagai tujuannya adalah kita menerapkan yang baik saja bukan sebaliknya malah tenggelam dengan yang keliru.
Kegiatan hari pertama lalu ditutup dengan doa malam dan ziarah ke Gua Maria.
Hari kedua dimulai dengan doa pagi pada jam 06.30 pagi. Doa pagi berjalan cukup tenang, meski ada sedikit gangguan namun karena suasana hening dan tidak banyak yang menyadari gangguan itu semua berjalan dengan baik. Setelah sarapan sesi ketiga dilanjutkan kembali oleh kak Panti. Melanjutkan sesi sebelumnya tentang media sosial, bagaimana membuat konten yang baik, menarik sekaligus mendidik. Hal ini sangat penting diketahui dan dipahami, tujuannya adalah pesan yang baik bisa diterima oleh semua kalangan. Konten yang baik itu tidak menyinggung SARA, bukan hoax atau fake news, singkat, jelas dan mudah dimengerti.
Sesi pamungkas di hari kedua para peserta diminta untuk membuat konten singkat berupa video pendek dengan tiga tema, renungan, hoax, dan pemilu. Sedangkan Suster-suster FSGM membuat konten khusus tentang panggilan. Dalam waktu 45 menit para peserta mampu membuat konten video pendek berdurasi 59 detik dengan berbagai pesan menarik. Salah satunya bisa kita lihat di akhir artikel ini. Dengan berakhirnya pemutaran video pendek maka berakhir pula rangkaian kegiatan Literasi Media Sosial dalam rangka peringatan 150 tahun FSGM.
Kegiatan ditutup dengan Misa Kudus oleh RP. Yohanes Dwi Wicaksono, SCJ, lalu dilanjutkan dengan launching lomba video pendek dengan tema "Aku dan FSGM" yang informasinya bisa dilihat dan dibagikan untuk umum melalui Instagramdi link berikut @lomba_videopendek_fsgm. Pesan terakhir sekaligus sebagai perutusan OMK dalam Mewartakan Kabar Gembira di Dunia Digital adalah OMK harus ingat OMG : Online Missionary of God, mari pergi kita diutus mewartakan kabar sukacita Tuhan.
Kegiatan ditutup dengan Misa Kudus oleh RP. Yohanes Dwi Wicaksono, SCJ, lalu dilanjutkan dengan launching lomba video pendek dengan tema "Aku dan FSGM" yang informasinya bisa dilihat dan dibagikan untuk umum melalui Instagramdi link berikut @lomba_videopendek_fsgm. Pesan terakhir sekaligus sebagai perutusan OMK dalam Mewartakan Kabar Gembira di Dunia Digital adalah OMK harus ingat OMG : Online Missionary of God, mari pergi kita diutus mewartakan kabar sukacita Tuhan.
Oleh : Fransoe
Doc : Fransoe
Video : Junjung
0 komentar:
Posting Komentar