Selasa, 15 Mei 2018

Pelatihan Pendamping dan Pengurus OMK Se-Keuskupan Tanjungkarang

Jumat siang (11/5/2018) Rumah Retreat La Verna, Padang Bulan Pringsewu mulai di datangi para peserta Training For Trainers (TFT) yaitu program pelatihan bagi para pendamping dan pengurus OMK Se-Keuskupan Tanjungkarang. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Tanjungkarang, bekerjasama dengan Komisi Kepemudaan KWI Jakarta. Dengan pelatihan ini diharapkan visi pastoral OMK bisa berjalan sesuai dengan visi Komkep Keuskupan Tanjungkarang yang mengatakan bahwa "Orang Muda Katolik sebagai Gereja, yang mandiri, berdaya tahan, berdaya tarik, transformatif/agen perubahan dan siap diutus dalam peziarahannya di dunia bersama dengan semua orang". Dari 24 Paroki/Unit Paroki yang ada di Keuskupan Tanjungkarang, dua di antaranya tidak bisa hadir pada pelatihan tersebut.


Siang itu tidak sedikit peserta yang datang terlambat karena memang lokasi dan kondisi jalan yang kurang mendukung, sehingga para peserta tidak bisa datang tepat waktu. Namun kendati demikian kegiatan tetap dimulai meskipun sedikit mundur dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Bukan di sengaja agar terlambat namun karena berbagai kondisi yang ada memang itulah yang harus dihadapi.

Kegiatan di awali dengan Misa pembukaan oleh Romo Eko Yuniarso SCJ dan RD. Antonius Haryanto. Dalam Misa tersebut dibacakan pesan singkat dari Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Tanjungkarang. Beliau menegaskan bahwa Orang Muda adalah pemilik saat ini dan penguasa masa depan, Orang Muda adalah adalah gairah hidup, sehingga Orang Muda diharapkan jangan menjadi penyebab hambar, dan jangan pernah menunda kegiatan. Dengan pesan itu diharapkan Orang Muda Katolik menjadi penggerak dalam gereja dan masyarakat.


Usai Misa pembukaan acara dilanjutkan dengan perkenalaan dari team Komkep dan pengantar pelatihan. Team Komkep KWI yang hadir pada pelatihan kali ini antara lain RD. Antonius Haryanto (Rm. Harry), Budi Purwanto (Mas Budi), Desiana (Mba Desi), Michael Ronaldo (Onank), Mba Helena, dan Mba Linda. Selanjutnya setelah perkenalan dan pengantar pelatihan, peserta diberi jeda waktu untuk melakukan aktivitas MCK karena waktu sudah sore. Setelahnya kegiatan dilanjutkan untuk masuk ke sesi yang pertama.


Sesi pertama malam itu peserta pelatihan diajak untuk melihat "Realitas OMK Indonesia". Kita semua diajak untuk mengetahui dan memahami, apa saja masalah yang dihadapi oleh orang muda saat ini, sekaligus mengerti dan memahami apa saja tantangan yang harus dihadapi oleh orang muda saat ini dan waktu yang akan datang. Orang muda dengan segala dinamikanya diajak  untuk menggali potensi diri, mengembangkan potensi itu dan menjawab tantangan yang ada. Kita semua diingatkan bahwa saat ini kita dihadapkan pada tantangan global. Bonus demografi itu termasuk kita, dan kita sudah masuk ke jaman Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Orang Muda yang penuh energi dan kreatif, siapkah kita dengan potensi yang kita miliki menghadapi tantangan itu?


Dalam sesi pertama ini OMK juga ditantang untuk mampu berkarya tidak hanya seputar altar saja (lingkup gereja), namun juga mampu berkarya di pasar (lingkup masyarakat umum). Jadi diharapkan OMK mampu menjadi yang terdepan di dalam gereja, dan sekaligus pelopor untuk berkarya dalam masyarakat yang majemuk. Apakah kita berani menjadi OMK yang solid di altar, dan kuat di pasar? Saatnya sesi pertama ditutup dan makan malam menunggu di hari pertama.

Sesi kedua Visi Pastoral Orang Muda Katolik. Allah secara istimewa menaruh orang muda dalam hati-Nya. Hal bisa dilihat ketika Allah menunjuk perempuan muda bernama Maria untuk dipercaya menjadi ibu putra-NYA yang menjelma menjadi manusia yaitu Yesus. Yesus sendiri juga memulai karya-NYA di usia muda. Dan begitu banyak orang muda yang diutus Allah pada masa nya masing-masing. Jika kita lihat dan membaca kita akan menemukan ayat "Lalu Ia berkata kepada mereka : "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15).


Inti dari karya pastoral OMK adalah Kristus sendiri. Dia sendiri yang mendirikan Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik sepanjang masa. Visi pastoral OMK tidak bisa lepas dari perutusan Gereja, yaitu Evangelisasi. Evangelisasi atau pewartaan Kabar Gembira keselamatan, merupakan "rahmat dan panggilan, fungsi yang hakiki dari Gereja" (Evangelii Nuntiandi, 14). Tanpa evangelisasi, Gereja tidak berbeda dengan organisasi duniawi. Pastoral OMK karena ada dalam Gereja, mau tidak mau , merupakan evangelisasi. Dengan cara pandang tersebut, karya pastoral OMK dipahami sebagai bentuk evangelisasi dari, oleh, bersama, dan untuk OMK, dengan melibatkan berbagai unsur dan strategi sebagai upaya-upaya evangelisasi dari, oleh, bersama, dan untuk mereka, (SS, hal 57).


Hari kedua setelah istirahat malam yang serasa pendek, peserta membuka kegiatan hari kedua dengan Misa di kapel pada 06.30 pagi itu. Hari kedua jadwal sangat padat, meski agak bosan namun lima sesi dihari kedua bisa selesai juga menjelang tengah malam. Hari kedua peserta diajak untuk memahami tugas karya pastoral dan tahap-tahap patoral yang mengacu pada visi pastoral OMK yang pada hari pertama sudah disampaikan.


Menjelang siang peserta dipisah menjadi dua kelas yaitu pendamping dan OMK. Pada kelas pendamping kita diajak untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dijawab sangat jujur oleh para peserta. Salah satu pertanyaannya adalah "Hal apa yang membuat Anda bertahan menjadi pendamping OMK di paroki hingga saat ini?". Banyak jawaban, namun beberapa kelompok banyak yang menjawab karena kepepet, tidak ada kandidat lain, atau karena dipilih Romo paroki. Namun meski kepepet ada juga yang merasa terpanggil karena rindu masa menjadi Mudika. Ya, semoga bukan karena menghindari masalah di rumah ya bapak dan ibu. Namun, kata Romo Eko, jangan ada kata "kepepet", mungkin Allah memang memanggil kita sebagai pendamping OMK dengan cara yang unik tersebut.


Setelah selesai sesi siang itu, makan siang hari kedua berjalan sangat singkat. Lalu sesi selanjutnya menunggu. Sore itu sesi yang agak panjang kita jalani. Materi sesi sore itu berjalan santai saja. Peserta hanya diminta untuk membuat contoh program OMK paroki yang dikerjakan oleh pendamping dan OMK. Setelah waktu yang panjang dan waktu sudah mulai sore, sesi diberi jeda untuk MCK. Selanjutnya sesi sebelumnya dilanjutkan, masing-masing paroki diminta untuk sharing tentang contoh program yang dibuatnya. Ada program yang memang menjadi program paroki, ada juga yang baru merupakan rancangan program. Sharing berjalan biasa aman dan lancar.


Makan malam menjadi akhir dari sesi latihan membuat program malam itu. Namun setelah makan malam, pemateri memberikan waktu untuk lima paroki memaparkan contoh programnya, termasuk kami dari Paroki Kalirejo yang tak mau ketinggalan untuk memaparkan program yang menjadi agenda OMK paroki. Setelah lima paroki memaparkan program masing-masing, romo Hary mengatakan bahwa semua program yang dibuat tidak mencakup semua aspek. Semua program hanya sekedar menyentuh aspek altar, dan pasar sama sekali tidak disinggung. Peserta diberi PR untuk merumuskan program yang memasukkan aspek pasar untuk tiga tahun kedepan. 


Suasana sedikit memanas, diskusi alot berjalan dengan tensi tinggi. Namun suasana tetap aman terkendali. Sebenarnya dalam prakteknya paroki-paroki di Keuskupan Tanjungkarang banyak yang sudah menerapkan aspek pasar dalam programnya, bahkan sudah terlaksana sekian lama dengan cukup baik. Hanya saja tidak muncul pada sesi pembuatan program hari itu. Sudah bukan sebagai PR namun sudah menjadi tradisi. Diskusi malam yang panjang itu itu akhirnya ditutup dengan doa malam yang mengantar para peserta untuk istirahat malam itu.


Pagi itu kegiatan pelatihan dibuka dengan olahraga senam pagi yang tidak membuat badan berkeringat karena dingin. Setelahnya acara dilanjutkan dengan MCK dan sarapan, dan dilanjutkan dengan sesi selanjutnya. Menjelang siang peserta diperkenalkan dengan para pengusaha. Dalam sesi tersebut Komkep Keuskupan Tanjungkarang berusaha untuk mengenalkan dunia kewirausahaan kepada para peserta. Diharapkan kedepan OMK mampu mengatasi kompetisi dalam hal ekonomi sehingga OMK bisa mandiri dan menciptakan lapangan kerja sendiri. Setelah semua sesi dilalui, seluruh rangkaian kegiatan pelatihan ditutup dengan Misa di Gua Maria.


Ekaristi hari itu bertepatan dengan Hari Komunikasi Sedunia ke-52. Kita semua mendapatkan pesan yang disampaikan oleh Romo Wicak agar tidak menyebarkan berita hoax (Hoax News) dan Berita palsu (Fake News). "Kebenaran akan memerdekakan kamu" pesan Romo Eko siang itu. Usai misa peserta diajak untuk makan siang dan sayonara sebelum akhirnya pulang untuk membagikan hasil pelatihan kepada OMK di paroki masing-masing. Kita semua berharap semoga apa yang kita dapat bisa membuat OMK menjadi lebih kreatif dan militan dimasa yang akan datang. Sampai bertemu kembali di lain kesempatan. Ingat kata Mbah jadi OMK "Lelah Itu Pasti, Semangat Itu Harus".

Oleh : Fransoe
Doc  : Panitia
Share:

2 komentar:

  1. Lelah itu pasti, semangaaaat itu harus, niceeee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika lelah, ya lelah saja, jangan mematahkan semangat
      Begitulah OMK

      Hapus