KUTERJAGA DALAM KENISTAAN
KABUT YANG MENGEPUNGKU
KINI RUNTUH MENJADI KATA-KATA
PAGI BERKEMBANG DAN BERBUNGA
HATIKU HANCUR LULUH KARENA AMARAHMU
KARENA GERAM MURKAMU KU REMUK-REDAM
HARIKU LENYAP DALAM AMARAHMU
TAHUNKU HILANG BAGAI NAFAS
MANUSIA LENYAP BAGAI MIMPI
BAGAI RUMPUT YANG DISABIT
MAUT BUKANLAH KABUT YANG MENGENDAP-ENDAP
TAPI SALJU YANG BERLONCATAN BAGAI WAKTU
BERANJAKLAH DAN JANGAN MENENGOK
BATU YANG DIBELAH DAN HANCUR DITANAH
DEMIKIAN HATIKU HANCUR LEBUR
DI MONCONG MAUT
DUPA ADALAH DOAKU
YANG MEMBUBUNG KEHADAPANMU
TANGAN YANG KUTADAHKAN
KUTERIMA LAKSANA KURBAN PERANG
KUBAH MASJID DAN RUNCING MENARA KATEDRAL
TENGGELAM DIBALIK PERBUKITAN
SENJA MENGENTAL DALAM SEGELAS KOPIKU
KUREGUK SEBAGAI PUISI YANG PAHIT
MAUT BUKANLAH KATA-KATA
TAPI DOA YANG MEMANCARKAN
BAGAI CAHAYA SORGA
MIMPI, IMPIAN
HILANG TERTELAN MALAM
KETIKA WAKTU TELAH MEMANGGIL
Oleh : ROBERTA ANJELIKA
Terimakasih sumbangan tulisannya Roberta Angelika, semoga makin banyak yang menyumbangkan tulisan, agar blog sederhana ini mampu menjadi sarana OMK dalam berlatih dan berkarya
BalasHapus